PERBANDINGAN PENGARUH PENGGUNAAN RAGI ROTI DAN RAGI TAPE PADA PROSES FERMENTASI BIOETANOL DARI BIJI BUAH DURIAN, NANGKA DAN MANGGA
Abstract
Pertumbuhan penduduk dan meningkatnya kebutuhan energi mengakibatkan ketersediaan energi menipis. Biomasa (biji buah - buahan) mulai dikembangkan sebagai bahan baku bioetanol untuk memproduksi energi alternatif sebagai pengganti energi fosil. Biji buah durian, mangga dan nangka merupakan limbah yang mempunyai kandungan karbohidrat tinggi sehingga berpotensi untuk digunakan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol. 50 gram tepung biji buah dimasukan ke dalam 300 mL larutan H2SO4 2,5%. Hidrolisa dilakukan dengan pemanasan pada pH 2 – 3 selama 2 jam. Untuk larutan seeding dilakukan dengan menambahkan 2 gram ragi mauripan ke dalam 100 mL aquades yang mengandung 5 – 7 gram gula merah. Variabel yang diukur kadar bioetanol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi bioetanol dari proses fermentasi menggunakan ragi roti mauripan adalah 2% (biji durian), 4% (biji nangka) dan 5% (biji mangga). Kadar bioetanol dari proses fermentasi menggunakan ragi tape yaitu, biji buah durian sebesar 3%, biji nangka 5% dan biji mangga 6%. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan ragi tape memperlihatkan hasil yang lebih baik dari penggunaan ragi mauripan. Biji mangga menghasilkan kadar bioetanol yang lebih baik dari biji durian dan biji nangka.
References
Cristina, A., Masturi, M., Istiana, N., Dwijananti, P., & Sunarno, S. (2015). Pengaruh Massa Biji Buah Mangga Arum Manis (Mangifera indica L.) Terhadap Kadar Bioetanol. Jurnal Fisika, 5(1).
Fauzi, M. M. (2020). Optimasi Produksi Bioetanol Dari Air Kelapa (Cocos Nucifera L.) Dan Ragi (Saccharomyces Cerevisiae) Dengan Penambahan Urea (Doctoral dissertation, Politeknik Negeri Jember).
Melly, A., Septyana, A. P., & Moeksin, R. (2015). Pembuatan Bioetanol Dari Kulit Pisang Raja (Musa Sapientum) Menggunakan Metode Hidrolisis Asam Dan Fermentasi. Jurnal Teknik Kimia, 21(2), 1-7.
MOK, C. (2014). Biotechnological Potentialities And Valorization Of Mango Peel Waste: A Review. Sains Malays, 43(12), 1901-1906.
Muin, R., Hakim, I., & Febriyansyah, A. (2015). Pengaruh Waktu Fermentasi Dan Konsentrasi Enzim Terhadap Kadar Bioetanol Dalam Proses Fermentasi Nasi Aking Sebagai Substrat Organik. Jurnal Teknik Kimia, 21(3), 56-66.
Naid, T., Baits, M., & Triana, Y. (2012). Produksi Bioetanol Dari Biji Buah Nangka (Artocarpus heterophyllus) Melalui Proses Hidrolisis Asam Sulfat dan Fermentasi. As-Syifaa Jurnal Farmasi, 4(2), 121-128.
Osvaldo, Z. S., Putra, P., & Faizal, M. (2012). Pengaruh Konsentrasi Asam Dan Waktu Pada Proses Hidrolisis Dan Fermentasi Pembuatan Bioetanol Dari Alang-Alang. Jurnal Teknik Kimia, 18(2).
Patakova, P., Linhova, M., Rychtera, M., Paulova, L., & Melzoch, K. (2013). Novel And Neglected Issues Of Acetone–Butanol–Ethanol (ABE) Fermentation By Clostridia: Clostridium Metabolic Diversity, Tools For Process Mapping And Continuous Fermentation Systems. Biotechnology advances, 31(1), 58-67.
Pratama, R., & Parinduri, L. (2019). Penanggulangan Pemanasan Global. Buletin Utama Teknik, 15(1), 91-95.
Putri, A. W., Surbakti, S. U., & Trisakti, B. (2016). Pengaruh Konsentrasi Ragi Dan Waktu Fermentasi Pada Pembuatan Bioetanol Dari Biji Cempedak (Artocarpus champeden spreng). Jurnal Teknik Kimia USU, 5(2), 21-26.
Setiawati, D. R., Sinaga, A. R., & Dewi, T. K. (2013). Proses Pembuatan Bioetanol Dari Kulit Pisang Kepok. Jurnal Teknik Kimia, 19(1).
Sukowati, A., Sutikno, S., & Rizal, S. (2014). Produksi Bioetanol dari Kulit Pisang Melalui Hidrolisis Asam Sulfat [The Production of Bioetanol from Banana Peel Trough Sulphuric Acid Hidrolisis]. Jurnal Teknologi & Industri Hasil Pertanian, 19(3), 274-288.
Xayasene, T., Tho, N. H., & Panagan, A. T. (2018, September). Bioethanol Production From Cassava (Manihot esculenta) Peel Using Yeast Isolated From Durian (Durio zhibetinus). In Journal of Physics: Conference Series (Vol. 1095, No. 1, p. 012016). IOP Publishing.