PENGARUH KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PENCEMARAN UDARA DI KECAMATAN CIRUAS SERANG BANTEN
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pencemaran udara pada daerah wilayah kecamatan ciruas berdasarkan parameter TSP (Total Suspended Particulate) dan PM10 (Particulate Metter) berdasarkan kendaraan bermotor. Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimentalmmenggunakan alat High Volume air Sampler (HVAS) dengan metode Gravimetri yang mengacu pada SNI 7119.3-2017 untuk pengukuran TSP dan SNI 7119.15-2016 untuk pengukuran PM10. Hasil pengukuran tingkat pencemaran udara pada wilayah Kecamatan Ciruas yang dilaksanakan selama lima hari dengan durasi 24 jam menghasilkan konsentrasi TSP dengan nilai rata-rata sebesar 64,43 (µg/Nm3), sedangkan untuk konsentrasi PM10 dengan nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 55,96 (µg/Nm3). Perbandingan konsentarsi TSP dan PM10 pada tahun 2015,2016,2017 dan 2020, Konsentrasi TSP dan PM10 tahun 2015 sebesar 138 (µg/Nm3) dan 67 (µg/Nm3),tahun 2016 sebesar 138 (µg/Nm3) dan 67 (µg/Nm3, tahun 2017 sebesar 203 (µg/Nm3) dan 90 (µg/Nm3), tahun 2020 sebesar 64,43 (µg/Nm3) dan 55,96 (µg/Nm3). Maka Berdasarkan PP No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara bahwa konsentrasi TSP dan PM10 pada daerah kecamatan ciruas kabupaten serang masih memenuhi standar baku mutu
References
Aprianti, D. (2011). Analisis Pengaruh Tingkat Volume Lalu Lintas Kendaraan di Pintu Tol terhadap Tingkat Konsentrasi Total Suspended Particulate (TSP) dan Pengukuran Konsentrasi Timbal di Udara Ambien (Studi Kasus: Pintu Tol Cililitan 2, Bulan Januari-Februari 2011). Skripsi Fakultas Teknik Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Indonesia, Depok.
Badan Pusat Stastistik. (2019). Badan Pusat Stastistik Kabupaten Serang,2019. BPS Kabupaten Serang,2019. Kabupaten Serang Dalam Angka, BPS Kabupaten Serang.
Cahyadi, W., Achmad, B., Suhartono, E., & Razie, F. (2016). Pengaruh Faktor Meteorologis Dan Konsentrasi Partikulat (Pm10) Terhadap Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Ispa)(Studi Kasus Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kota Banjarbaru Tahun 2014-2015). Enviroscienteae, 12(3), 302–311.
Fadholi, A. (2013). Pemanfaatan suhu udara dan kelembaban udara dalam persamaan regresi untuk simulasi prediksi total hujan bulanan di Pangkalpinang. CAUCHY, 3(1), 1–9.
Fauziah, D. A., Rahadjo, M., & Dewanti, N. A. Y. (2017). Analisis Tingkat Pencemaran Udara di Terminal Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 5(5), 561–570.
Gani, A. (2013). Analisis Karakteristik Emisi Gas Buang Pada Sarana Transportasi Roda Dua Kota Banda Aceh. Jurnal Teknik Mesin, 1(4), 152–156.
Menteri Lingkungan Hidup (1997). Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP-45/MENLH/10/1997 Tentang Indeks Standar Pencemar Udara. Jakarta.
Standar Nasional Indonesia. 7119.15: 2016. 2016. Udara Ambien–Bagian, 15.
Standar Nasional Indonesia 19-7119.9-2005. Udara Ambient Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambilan Contoh Uji Pemantauan Kualitas Udara Roadside.
Standar Nasional Indonesia (2005). Udara ambien-Bagian 3: Cara uji partikel tersuspensi total menggunakan peralatan high volume air sampler (HVAS) dengan metode gravimetri. SNI 19-7119.3-2005.
Istirokhatun, T., Ratnasari, E. N., & Utomo, S. (2016). Kontribusi Parameter Meteorologi dan Kondisi Lalu Lintas Terhadap Konsentrasi Pencemar NO2 di Kota Semarang. Jurnal Presipitasi: Media Komunikasi Dan Pengembangan Teknik Lingkungan, 13(2), 48–56.
Khopkar, S. M., & Saptorahardjo, A. (2003). Konsep dasar kimia analitik. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Kurniawati, R. T. D. (2015). Pengelompokan Kualitas Udara Ambien Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Menggunakan Analisis Klaster. FSM Universitas Diponegoro.
Kusminingrum, N., & Gunawan, G. (2008). Polusi udara akibat aktivitas kendaraan bermotor di jalan perkotaan Pulau Jawa dan Bali. Jurnal, Jakarta, Puslitbang Jalan Dan Jembatan.
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (1997). Keputusan Kepala Bapedal KEP-107. KABAPEDAL/11/1997. Jakarta.
Moestikahadi, S. (2001). Pencemaran udara. Kumpulan Karya Ilmiah ITB, Bandung.
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun. (1999). Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 Tentang: Pengendalian Pencemaran Udara. No, 41, 1–34.
Puspitasari, A. D. (2011). Pola spasial pencemaran udara dari sumber pencemar PLTU dan PLTGU Muara Karang. Pola Spasial Pencemaran Udara Dari Sumber Pencemar PLTU Dan PLTGU Muara Karang, 25.
Rahayu, R. W. N. P. D., & Siahaan, J. S. (2018). Efektivitas vegetasi sebagai penjerap total suspended particulate (Tsp) di kawasan SD Negeri 24 Pontianak Utara. Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, 6(1), 1–10.
Rochimawati, N. R. (2014). Pendugaan Bangkitan Konsentrasi Total Suspended Particulate (Tsp) Di Udara Ambien Dari Permukaan Tanah.
Ruslinda, Y. (2014). Analisis Kualitas Udara Ambien Kota Padang akibat Pencemar Particulate Matter 10 m (PM10). Teknika, 21(2).
Sarwono, J. (2006). Panduan Cepat dan Mudah SPSS 14. CV Andi Offset. Yogyakarta.
Sengkey, S. L., Jansen, F., & Wallah, S. E. (2011). Tingkat pencemaran udara CO akibat lalu lintas dengan model prediksi polusi udara skala mikro. Jurnal Ilmiah Media Engineering, 1(2).
Sepriani, K. D., Turyanti, A., & Kudsy, M. (2014). Sebaran Partikulat (PM10) Pada Musim Kemarau di Kabupaten Tangerang dan Sekitarnya. Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca, 15(2), 89–100.
Sunardi, A. F., & Dhofir, M. (2013). Perancangan Dan Pembuatan Model Miniatur Electrostatic Precipitator (Pengendap Debu Elektrostatis) Untuk Mengurangi Partikel Debu Gas Buang Pabrik Gula Krebet Baru I Kabupaten Malang. Jurnal Mahasiswa TEUB, 1(1).
WHO. (2013). Health effects of particulate matter. WHO Regional Office for Europe, UN City, Marmorvej 51 DK-2100 Copenhagen Ø, Denmark.
Wiraadiputri, P. A. (2012). Studi Perbandingan Konsentrasi Total Suspended Particulate (TSP) Di Dalam dan Di Luar Ruang Kelas (Studi Kasus: Sekolah Dasar Negeri Pondokcina 1 Depok). Skripsi. Depok: Teknik Lingkungan Universitas Indonesia.