EFEKTIFITAS BIOSORBEN ARANG BIJI SALAK (SALACCA ZALACCA) DALAM MENGURANGI PEWARNA REMAZOL BRILLIANT BLUE DENGAN VARIASI KONSENTRASI
Abstract
Remazol brilliant blue dimanfaatkan sebagai zat warna tekstil dan keberadaanna di lingkungan dapat memberikan dampak berupa human health, ecosystems, dan resources. Penelitian ini dilakukan untuk mengurangi cemaran remazol melalui adsorpsi menggunakan biosorben arang biji salak. Pembuatan adsorben dilakukan melalui aktivasi asam menggunakan HCL 1 M dengan variasi konsentrasi 10, 20, 30, 40, 50, 60, dan 70 ppm. Hasil SEM arang biji salak menunjukkan adanya peningkatan pori setelah aktivasi sebesar 83,26%. Kapasitas adsorpsi terbesar terdapat pada variasi konsentrasi 70 ppm yaitu 2408 mg/g. persentase removal efficiency penyerapan remazol briliant blue oleh biosorben arang biji salak semakin besar dengan peningkatan konsentrasi. Persentase removal efficiency biosorben arang biji salak menunjukan removal efficiency terbesar terdapat pada variasi konsentrasi 70 ppm yaitu sebesar 98%
References
Firdaus, Y. 2011. Dekolorisasi Zat Warna Remazol Brilliant Blue menggunakan Membran Padat Silika. Tugas Akhir yang tidak dipublikasikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang
Hikmawati, I. 2018. Studi Perbandingan Kinerja Serbuk dan Arang Biji Salak Pondoh (Salacca Zalacca) pada Adsorpsi Metilen Biru, Chimica et Natura Acta.. Vol. 6 No. 2. Halaman 85-92.
Ningsih, T. 2019. Asorpsi - Desorpsi Zat Warna Metilen Biru dan Kristal Violet pada Adsorben Karbon Aktif Magnetit dari Tempurung Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq). Skripsi yang tidak dipublikasikan. Bandar Lampung: Universitas Lampung
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah
Pongenda, R.C., Napitupulu, M., Walanda, D.K. 2015. Biocharcoal dari Biji Salak (Salacca edulis) sebagai Adsorben Terhadap Kromium. Jurnal Akademik Kimia, Vol. 4 No. 2. Halaman 84-90
Pratiwi, P. 2017. Pengaruh Ekstrak Biji Salak (Salacca Zalacca) dalam Menghambat Pelepasan Ion Kromium (Cr) dan Nikel (Ni) Kawat Ortodonti Stainless Steel pada Saliva. Skripsi yang tidak dipublikasikan. Makassar: Universitas Hasannuddin
Setianingrum, N.P., Prasetya, A., Sarto. 2017. Pengurangan Zat Warna Remazol Red RB Mengunakan Metode Elektrokoagulasi secara Batch. Jurnal Rekayasa Proses, Vol. 11 No. 2. Halaman 78-85.
Supiati, S., Yudi, M., Chadijah, S.T. 2015. Pengaruh Konsentrasi Aktivator Asam Klorida (HCL) terhadap Kapasitas Adsorpsi Arang Aktif Kulit Durian (Durio Zibenthinus) pada Zat Warna Methanil Yellow. Jurnal Al-Kimia, Vol. 4 No. 2. Halaman 84-90.
Wibowo, S., Syafi, W., Pari, G.P. 2011. Karakterisasi Permukaan Arang Aktif Tempurung Biji Nyamplung. Jurnal Teknologi MAKARA, Vol. 15 No. 1. Halaman 17-24.
Widjaja, T., Altway, A., Soeprijanto., Yuanita, V., Rahmawati Y., Pratiwi, H. 2009. Studi Proses Hybrid: Adsorpsi pada Karbon Aktif/Membran Bioreaktor untuk Pengolahan Limbah Cair Industri. Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia. Banding 19-20 Onyober 2009. Halaman 1-7.
Wijayanti, H. 2009. Karbon Aktif dari Sekam Padi: Pembuatan dan Kapasitasnya Untuk Adsorpsi Larutan Asam Asetat. Info Teknik, Vol. 10 No. 1. Halaman 61-67.
Yasril, A.I. 2018. Perbedaan Arang Biji Kelor dan Arang Biji Salak dalam Penurunan Kadar Timbal (Pb) pada Air Limbah. Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada, Vol. 07 No. 01. Halaman 11-24.
Yuningsih, L.M, Mulyadi, D., Kurnis, A.K. 2016. Pengaruh Aktivasi Arang Aktif dai Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa tehadap Luas Permukaan dan Daya Serap Iodin. Jurnal Kimia VALENSI, Vol. 2 No. 1. Halaman 30-34.