Prevalensi Stunting Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan
Abstract
Upaya penurunan prevalensi stunting terus dilakukan terutama pada 1000 hari pertama kehidupan guna mencegah timbulnya dampak stunting pada periode kehidupan selanjutnya. Kelompok sasaran ibu hamil, ibu menyusui, bayi baru lahir dan balita (baduta) adalah peningkatan kualitas hidup 1000 hari pertama kehidupan. pada periode hari pertama kehidupan terhadap kejadian stunting pada anak usia 6-24 bulan di Kota Surabaya. Desain penelitian observasional control unmatched case study dengan pendekatan retrospektif. Subyek penelitian anda adalah 6-24 yang memenuhi kriteria inklusi 100 baduta stunting (TB/U < -2 SD) dan 100 baduta normal (TB/U -2 SD) di Kota Surabaya. Berdasarkan hasil analisis bivariat karakteristik ibu dan anak faktor risiko stunting adalah status gizi awal kehamilan (p=0,047; OR=1,95), status KEK (p=0,018; OR=2,15); peningkatan berat badan ibu hamil (p=0,56; OR=1,18); frekuensi pemantauan pertumbuhan (p=0,637; OR=1,24); penanganan persalinan (p=0,825; OR=1,1); IMD (p=0,159; ATAU=1,55); ASI eksklusif (p=0,145; OR=1,53); dan frekuensi pemantauan pertumbuhan (p=0,08; OR=1,66). Dengan analisis multivariat regresi logistik menunjukkan bahwa tidak ada variabel bebas yang berpengaruh langsung terhadap kejadian stunting. Hasil analisis tidak ada hubungan kesejahteraan antara masa gestasi usia baduta dengan stunting. Karakteristik ibu dan anak yang berpengaruh lebih besar sebagai stunting adalah peningkatan berat badan ibu hamil selama kehamilan karena memiliki statistik terbesar z (0,867). Upaya pencegahan dan pengurangan stunting harus dilaksanakan pada semua periode 1000 HPK (hamil, nifas, dan usia baduta).
References
Agbozo, F., Colecraft, E. and Ellahi, B. (2016) ‘Impact of type of child growth intervention program on caregivers’ child feeding knowledge and practices: a comparative study in Ga West Municipality, Ghana’, Food Science and Nutri- tion, 4(4), pp. 562–572. doi: 10.1002/ fsn3.318.
Akahoshi, E. et al. (2016) ‘Association of maternal pre-pregnancy weight, weight gain during pregnancy, and smoking with small-for- gestational-age infants in Japan’, Early Human Development, 92, pp. 33–368. doi: 10.1016/j.earlhumdev.2015.10.022.
Anisa, P. (2012) ‘Faktor-faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 25-60 Bulan di Kelurahan Kalibaru Depok Tahun 2012’, Universitas Indonesia.
Badan Pusat Statistik Kota Surabaya (2018) Surabaya dalam Angka 2017. Surabaya.
Barker DJP (2008) Nutrition in The Womb: How Better Nutrition During Development Will Prevent Heart Disease, Diabetes, and Stroke. USA: The Barker Foundation.
Bove, I. et al. (2012) ‘Stunting, overweight and child development impairment go hand in hand as key problems of early infancy: Uruguayan case’, Early Human Development, 88((9)), pp. 747–751. doi: 10.1016/ j.earlhumdev.2012.04.002.
Fadlyana, E. et al. (2016) ‘Pola Keterlambatan Perkembangan Balita di daerah Pedesaan dan Perkotaan Bandung, serta Faktor-faktor yang Mempengaruhinya’, Sari Pediatri, 4((4)), pp. 168–75. doi: 10.14238/sp4.4.2003.168- 75.
Haddad L (2016) Global Nutrition Report 2016: From Promise to Impact; Ending Malnutrition By 2030, Impact. doi: 10.2499/9780896295841.
Kemenkes RI. (2011) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1995/Menkes/SK/ XII/2010 tentang Standar Antropometri penilaian status gizi anak. Jakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2018) ‘Buletin Stunting’, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 301(5), pp. 1163–1178.
Lemeshow S., Hosmer DW., K. J. & L. S. (1997) Besar sampel dalam penelitian kesehatan. (Alih bahasa Pramono D., Kusnanto H.). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Misar, Y. et al. (2012) ‘Faktor Risiko Komplikasi Persalinan Pada Ibu Melahirkan di Kota Gorontalo Utara Tahun 2012’, Pasca.Unhas.Ac.Id/Jurnal/Files/032F3Fbb5039C51E91E59B0C0Bbfda22.Pdf.
De Onis, M. et al. (2013) ‘The world health organization’s global target for reducing childhood stunting by 2025: Rationale and proposed actions’, Maternal and Child Nutrition, 9, pp. 6–26. doi: 10.1111/ mcn.12075.
Paudel, R. et al. (2012) ‘Risk factors for stunting among children: A community based case control study in Nepal’, Kathmandu University Medical Journal, 39((3)), pp. 18–24.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM) (2013) Proyek Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat (PKGBM) Untuk Mencegah Stunting. Jakarta.
Ramli et al. (2009) ‘Prevalence and risk factors for stunting and severe stunting among under- fives in North Maluku province of Indonesia’, BMC Pediatrics, 9, p. 64. doi: 10.1186/1471- 2431-9-64.
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) (2019) ‘Laporan Nasional Riskesdas 2018’, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Riset. doi: 1 Desember 2013.
RISKESDAS (2013) ‘Riset Kesehatan Dasar; Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Tahun2010’, Laporan Nasional 2010. doi: 1 Desember 2013.
Riyanto, A. (2011) Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Cet. 2. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sartono and Nurdiati, D. S. (2013) ‘Hubungan kurang energi kronis ibu hamil dengan kejadian stunting pada anak usia 6-24 bulan di Kota Yogyakarta’, Universitas Gadjah Mada.
Teshome, B. et al. (2010) ‘Magnitude and determinants of stunting in children underfive years of age in food surplus region of Ethiopia: The case of West Gojam Zone’, Ethiopian Journal of Health Development, 23 ((2)), pp. 98–106. doi: 10.4314/ ejhd.v23i2.53223.
WHO (2010) Nutrition landscape information systems (NLIS): Country profiel indicators - Interpretation Guide, Nutrition Landacape Information System. doi: 10.1159/000362780.Interpretation.
Copyright (c) 2022 JOURNAL OF BAJA HEALTH SCIENCE

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.