ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT AKIBAT KERJA PADA KARYAWAN SMELTER ‘X’ INDUSTRI TAHUN 2020

  • Rahayu Tri 1Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mandala Waluya
Keywords: Penyakit Akibat Kerja, Alat Pelindung Diri, Industri

Abstract

Pengelasan merupakan tempat kerja yang berisiko tinggi menimbulkan gangguan kesehatan. Penelitian  ini bertujuan mengidentifikasi dan menganalisis faktor yang berhubungan dengan Penyakit Akibat Kerja (PAK) pada pekerja las di Jalan A.Yani, Kota Banjarbaru. Desain penelitian adalah observasional analitik menggunakan metode cross sectional. Jumlah sampel berdasarkan quota sampling sebanyak 30 orang. Hasil menunjukkan tidak ada hubungan antara usia (p=0,513), masa kerja (p=0,729), lama kerja (p=0,337) terhadap PAK. Namun, ada hubungan pengetahuan (p=0,046) dan penggunaan APD (p=0,000) terhadap PAK. Secara simultan usia, masa kerja, lama kerja, tingkat pengetahuan, dan penggunaan APD tidak berhubungan dengan kejadian PAK pada pekerja las. Secara parsial tingkat pengetahuan dan penggunaan APD hubungan parsial yang signifikan terhadap penyakit akibat kerja pada pekerja las. Tukang las yang memiliki tingkat pengetahuan yang kurang berisiko 5,442 kali lebih besar dibanding yang memiliki tingkat pengetahuan baik. Tukang las yang tidak menggunakan minimal empat APD utama berisiko 1,000 kali lebih besar dibanding yang menggunakan minimal empat APD utama. Tidak ada hubungan yang signifikan antara usia, masa kerja, dan lama kerja dengan penyakit akibat kerja. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan penggunaan APD terhadap penyakit akibat kerja.

References

Ahmad, R. (2012). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Karyawan dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada PT. Harta Samudra Pelabu- han Perikanan Nusantara Ambon Tahun 2012. Jurnal Pelangi Ilmu, 5(2).

Bhumika, T., Thakur, M., Jaswal, R., Pundird, P., & Rajware, E. (2014). Occupational Injuries and Person- al Protective Equpiments Adopted by Welding Workers: A Cross Sectional Study in South India. Journal of GJMEDPH, 3(5).

Cecep, D. . (2014). Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Gosyen Publishing.

Daniel. (2006). Prinsip Ergonomik Kurangi Gangguan Kesehatan Kerja. Jurnal Farmacia, 5(6).

Elsafty, A., Elsafty, A., & Melek, M. (2018). Construction Safety and Occupational Health Education in Egypt, The UE, and US Firms. Journal of Civil Engineering, 2, 174–182.

Ferial, L. (2021). Konsentrasi Particulate Matter (PM10) DAN Gejala Pernafasan yang Dialami Pekerja Pabrik Semen’X’, Kota Cilegon-Banten. JURNALIS: Jurnal Lingkungan Dan Sipil, 4, 1–12.

Gao, Y., Zhang, G., & Wang, M. (2018). The Critical Role of Pulp Density on Flotation Separation of Nickel-Copper Sulfide from Fine Serpentine. Minerals, 2(1), 1–10.

Haber, L., Bates, H., & Allen, B. (2017). Derivation of an oral toxicity reference value for nickel. ScienceDirect, 2(1), 1–18.

Hedge, A. (2003). Human Factors: Ergonomics, Anthropometrics and Biomechanics. Cornell University Ergonomics Web, 8(19).

Husaini. (2014). Relationship Exposure CO, SO2, NO2, Fume and Vapor With Lung Function and Immunoglobulin Serum levels of Black- smith. Universitas Gajah Mada.

Hutama, A. (2013). Hubungan antara Masa Kerja dan Penggunaan Alat Pelindung Diri dengan Kapa- sitas Vital Paru pada Pekerja Unit Spinning I Bagian Ring Frame PT. Pisma Putra Tekstil Pekalongan. Unnes Journal of Public Health, 2(3).

International Labour Office. (1989). Buku Pedoman Pencegahan Kecelakaan. PT. Pustaka Binaman Pressindo.

Kementerian Tenaga Kerja dan Transportasi. (1981). Permenaker Nomor 01/MEN/1981 Tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja.

Klinik PT. Virtue Dragon Nickel Industri. (2019). Data Kesehatan Karyawan PT. Virtue Dragon Nickel Industri Tahun 2019.

Klinik PT. Virtue Dragon Nickel Industri. (2020). Data Kesehatan Karyawan PT. Virtue Dragon Nickel Industri Tahun 2020.

Klinik PT. Virtue Dragon Nickel Industri. (2021). Data Kesehatan Karyawan PT. Virtue Dragon Nickel Industri Tahun 2021.

Kurniawidjaja, L. (2010). Program Perlindungan Kesehatan Respirasi di Tempat Kerja Manajemen Risiko Penyakit Paru Akibat Kerja. Jurnal Respirasi Indonesia, 30(4).

Moradinazar, M. (2013). Epidemiology of Work-Related Injuries Among Construc- tion Workers of Ilam (Western Iran) During 2006–2009. Journal of Iran Red Crescent Med, 15.

Notoadmodjo, S. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.

OHSAS 18001. (2007). Occupational Health and Safety Management System-Guideline For The Implementation of OHSAS 18001.

PT. Virtue Dragon Nickel Industri. (2001). Profil Industri.

Reddy, R. (2013). Workplace Injuries in Fiji: a Population-Based Study (TRIP 7). Jurnal of Occup Med, 63, 284–286.

Sarinah, B., & Supri, E. (2015). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Kesehatan Kerja dengan Penyakit Akibat Kerja pada Pekerja Batu Bata. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 1(2).

Sucipto, C. D. (2014). Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Gosyen Publishing.

Suma’mur. (2009a). Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. CV.Gunung Agung.

Suma’mur. (2009b). Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. PT. Sagung Seto.

Tarwaka. (2018). Ergonomi Industri, Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja. Harapan Press.

Umami. (2014). Hubungan Antara Karakteristik Responden dan Sikap Kerja Duduk dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain) pada Pekerja Batik Tulis. E-Journal Pus- Taka Kesehatan, 2(1).

Yasari. (2008). Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri dan Kejadian Dermatitis Akibat Kerja pada Pekerja Pengangkut Sampah di PT. USB Kota Jambi. Universitas Gajah Mada.

Published
2021-08-30
How to Cite
Tri, R. (2021). ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT AKIBAT KERJA PADA KARYAWAN SMELTER ‘X’ INDUSTRI TAHUN 2020. JOURNAL OF BAJA HEALTH SCIENCE, 1(02), 156-167. https://doi.org/10.47080/joubahs.v1i02.1488