SOSIALISASI DAN PELATIAHAN MEMPERBANYAK HERBISIDA MENGGUNAKAN AIR KELAPA KEPADA MASYARAKAT DESA DAHU
SOSIALISASI DAN PELATIAHAN MEMPERBANYAK HERBISIDA MENGGUNAKAN AIR KELAPA KEPADA MASYARAKAT DESA DAHU
Abstract
Desa Dahu merupakan Desa yang terletak di Kecamatan Cikuesal, Kabupaten Serang, Memiliki Potensi disektor pertanian dengan banyaknya lahan dan warga yang berprofesi sebagai petani, dengan komoditas tanaman yang ditanam yaitu, padi, singkong, melijo dan kelapa dalam dalam kegiatan budidaya tersebut terdapat beberapa kendala salah satu faktonya yaitu keberadaan tanaman liar pengganggu (gulma). Selama ini dalam mengendalikan gulma petani di desa Dahu masih tradisional dengan cara membabat atau mencabut tanaman pengganggu, Oleh karna itu, untuk meningkatkan pengetahuan kelompok tani desa Dahu dilakukan kegiatan sosialisasi dan pelatihan membuat herbisida organik dengan memperbanyak jumlah herbisida menggunakan air kelapa. Penggunaan air kelapa ini sebagai pelarut herbisida alami sebagai upaya meningkatkan praktik pertanian berkelanjutan di desa, Dengan mengidentifikasi keefektifan air kelapa sebagai pelarut herbisida alami, serta memberikan sosialisai dan pelatihan kepada masyarakat desa Dahu, penelitian ini bertujuan untuk mencapai beberapa tujuan utama, meningkatkan kesadaran lingkungan, pengurangan biaya pertanian, dan promosi praktik pertanian yang lebih berkelanjutan. Diharapkan bahwa penggunaan air kelapa sebagai alternatif herbisida dapat membantu petani Desa Dahu mengurangi ketergantungan pada herbisida kimia, menjaga lingkungan, serta memperbaiki hasil panen mereka. Kesimpulannya, penelitian ini membuka pintu menuju pertanian yang lebih berkelanjutan dan berdampak positif pada lingkungan serta kesejahteraan masyarakat Desa Dahu.
References
[1] D. Pitaloka, “Hortikultura: Potensi, Pengembangan Dan Tantangan,” J. Teknol. Terap. G-Tech, vol. 1, no. 1, pp. 1–4, 2020, doi: 10.33379/gtech.v1i1.260.
[2] N. Hasanela et al., “Peningkatan Nilai Ekonomis Buah Kelapa Melalui Pelatihan Pembuatan Kecap Dari Air Kelapa Di Desa Morella,” J. War. Desa, vol. 4, no. 1, pp. 8–12, 2022, doi: 10.29303/jwd.v4i1.177.
[3] A. D. Sulistio, “Pemanfaatan Daun Pegagan (Centella asiatica) menjadi Olahan Keripik,” J. Pengabdi. Masy. MIPA dan Pendidik. MIPA, vol. 5, no. 2, pp. 125–130, 2021.
[4] S. Kurniawan, Y. Kurniawati, D. Sandri, and F. Fatimah, “Efektifitas Air Kelapa Fermentasi Sebagai Larutan Penghemat Herbisida Komersil,” J. Teknol. Agro-Industri, vol. 1, no. 1, pp. 19–23, 2015, doi: 10.34128/jtai.v1i1.26.
[5] S. Tuhuteru et al., “J . A . I : Jurnal Abdimas Indonesia,” Abdimas Indones., vol. 1, no. 2, pp. 26–32, 2021, [Online]. Available: https://dmi-journals.org/jai/article/view/226
[6] A. Merlinda Grecia et al., “Sosialisasi Dan Pelatihan Herbisida Organik Air Kelapa Di Kelompok Tani Desa Mundusewu,” J. Pengabdi. Kpd. Masy., vol. 2, no. 3, pp. 149–155, 2022, [Online]. Available: https://jurnalfkip.samawa-university.ac.id/karya_jpm/index
[7] A. Mukhlis, A. Virahayu, and M. S. Alfaqih, “Herbisida organik (racun rumput) yang ramah lingkungan dan hasil budi daya aman dikonsumsi di desa winong kecamatan mancak kabupaten serang,” Indones. Collab. J. Community Serv., vol. 1, no. 3, pp. 39–43, 2021.